TEMPO.CO , Bahrudin, 70 tahun, perajin patung Dayak Benuaq, di kampung Tanjung Isuy, Kecamatan Jempang, Kutai Barat, Kalimantan Timur, merasa bersyukur. Suatu hari pada 1999, dia bersama para pengusaha kecil dan perajin tradisional se-Kalimantan Timur dikumpulkan di Samarinda. Sebuah bank pemerintah menawarkan kredit murah untuk pengembangan usaha kecil dalam pertemuan itu.
Dari 36 orang yang hadir, 35 orang setuju mengambil kredit. Hanya Bahrudin yang menolak. Koleganya semua menertawakan karena menganggapnya bodoh menolak tawaran modal berbunga rendah.
Di masa itu, bisnis kerajinan tradisional Dayak sedang naik daun. Pariwisata Kalimantan Timur sedang diminati. Semua optimistis dengan masa depan. Berpuluh turis datang mengunjungi Tanjung Isuy setiap pekan. Pertunjukan seni tradisional Dayak Benuaq digelar setiap hari untuk menyambut wisatawan datang.
“Kami sampai dibilang orang gila karena setiap hari ke mana-mana memakai pakaian adat,” ujar Bahrudin, yang juga pemilik Wisma Wisata, satu dari dua penginapan backpacker yang masih tersisa di Tanjung Isuy kini.
Tidak hanya disibukkan melayani turis dan memahat patung, Bahrudin juga sibuk bisnis. Masa itu, setiap tiga bulan sekali ia harus bolak-balik Jakarta – Denpasar – Balikpapan - Tanjung Isuy mengirim patung-patung Dayak ukuran besar yang banyak dipesan untuk hiasan eksterior hotel-hotel di Bali dan Jakarta.
“Situasi itu berbalik 180 derajat sejak bom Bali 2002. Turis sepi, hanya satu-dua orang datang tiga bulan sekali, menginap pun sebentar. Keadaan mulai berubah awal tahun ini, turis perorangan mulai datang kembali,” ujar Bahrudin.
Dan yang membuat Bahrudin bersyukur, ia tidak sampai terjebak utang bank ketika 10 tahun terakhir pariwisata Tanjung Isuy sepi. “Beberapa teman harus menjual rumah untuk mengembalikan utang bank. Saya tidak. Hanya satu penginapan saya Wisma Wisata II terpaksa saya tutup karena tidak ada tamu datang,” ujar Bahrudin, satu dari sedikit seniman Dayak Benuaq yang masih tersisa.
Tanjung Isuy merupakan kampung rawa di pinggir Danau Jempang, Sungai Mahakam. Kampung wisata tersembunyi yang biasanya selalu tercantum dalam setiap rencana perjalanan menyusuri sungai Mahakam.
Sungai terlebar di Indonesia. Lebar sungai Mahakam di beberapa bagian bisa lebih dari 2 kilometer, dengan panjang 980 kilometer, lebih panjang dari jarak Jakarta – Surabaya. Saking lebarnya, kalau melayari sungai ini pada waktu pasang di musim hujan, terasa seperti sedang berlayar di tengah laut.
Sungai urat nadi transportasi menuju pedalaman Kalimantan Timur. Aneka kapal penumpang, kapal barang, kapal pengangkut kayu, tongkang pengangkut batubara, hilir mudik sepanjang sungai setiap saat. Butuh waktu lebih dari sepekan kalau mau menyusurinya dengan perahu tradisional dari hulu sungai di Long Iram hingga hilir sungai di Samarinda.
Menawarkan sensasi pemandangan sekitar sungai yang jauh lebih beragam jika dibanding dengan wisata sungai Chao Phraya, Bangkok, Thailand, -- wisata susur sungai paling populer di Asia Tenggara, sepanjang 370 kilometer. Terdapat 76 danau dan ratusan anak sungai mencabang atau menginduk ke Sungai Mahakam.
Membentuk kawasan ekosistem-ekosistem khusus dihuni aneka satwa rawa liar seperti Buaya Kalimantan (Crocodylus raninus), kera ekor panjang (Macaca fascularis), aneka burung rawa, Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata), Kuntul (Bubulcus ibis), Bangau (Ciconiidae sp), Rangkong (Buceros rhinoceros), Bekantan (Nasalis larvatus), Ular (Python reticulatus), Elang, hingga Biawak (Varanus borneensis).
“Kami menyukai wisata alam liar makanya memilih ke sini. Tiga hari lalu, kami lima hari menyusuri sungai Sekayu, Kalimantan Tengah, untuk melihat orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting. Tinggal dan menginap di perahu selama perjalanan, pengalaman yang sangat menyenangkan. Sekarang ke sini (Kalimantan Timur) lima hari. Danau Jempang, Mancong, dan Sungai Ahong yang paling kami rekomendasikan untuk dikunjungi selama di Mahakam,” ujar Angie Woo, turis asal Kanada yang kami temui di dermaga Muara Pahu, ketika ia sedang menunggu munculnya Pesut Mahakam sambil menikmati indahnya pemandangan matahari tenggelam, pada akhir Desember lalu.